Assalamu'alaikum sahabat Lithaetr, Seperti janji saya sebelumnya, kali ini saya akan mengulas tentang rumus segitiga (Central Nervous ...

Rumus Segitiga Tumbuh Kembang Anak Dibangun dengan Program Pendidikan yang Tepat

Assalamu'alaikum sahabat Lithaetr,

Seperti janji saya sebelumnya, kali ini saya akan mengulas tentang rumus segitiga (Central Nervous System). Rumus segitiga ini berperan sebagai fondasi dasar dalam membangun tumbuh kembang anak usia pra sekolah (0-6 tahun). Bila rumus segitiga ini kokoh maka di usia 7 tahun anak sudah siap berada di puncak segitiga yaitu kemampuan academic learning yang didapat setelah Cognition Intellectual-nya terbentuk sempurna.
Gambar: Training Parenting di Al-Kawaakib

Sudah dibahas di ulasan sebelumnya, jika kita dapat membangun fondasi dengan kokoh, menurut penelitian yang dilakukan secara konsisten menyatakan perawatan dan pendidikan dini yang bermutu tinggi dapat mendorong kesempatan anak berhasil di sekolah nantinya. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menyeimbangkan perkembangan biologis dan perkembangan usia kronologisnya.

Lalu bagaimana cara menyeimbangkan antara perkembangan biologis dan perkembangan usia kronologisnya ini?

Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan program pendidikan yang tepat. Yaitu dengan 2 tahapan. Tahapan belajar dan tahapan perkembangan.

Dalam tahapan belajar ini yang perlu diluruskan kepada anak-anak adalah definisi dari tujuan belajar. Tujuan dari belajar adalah untuk meraih ilmu pengetahuan bukan untuk hal lainnya. Contoh: "Ayo belajar nanti biar bisa jadi orang sukses atau bisa bekerja di perusahaan besar. Bila anak-anak menerima hal tersebut terus menerus, maka definisi tujuan dari belajar sudah berubah. Bukan lagi untuk mencari ilmu pengetahuan tapi untuk mencari uang. Nah, pelurusan untuk definisi tujuan belajar inilah yang harus masuk ke anak-anak. Tujuan dari mereka belajar adalah untuk mencari ilmu pengetahuan. Dikarenakan sejatinya tugas mencari ilmu seorang manusia adalah hingga akhir hayat. Hal tersebut sudah diungkapkan dalam Alquran maupun hadis.

Gambar: pixabay.com
Kemudian, kapan tahapan pendidikan ini dimulai? Sebenarnya sejak dalam kandungan program pendidikan ini sudah diberikan kepada anak-anak. Semua yang dirasakan dan dipelajari oleh sang Ibu selama hamil akan menjadi memori yang membentuk awal karakter anak.

Setelah anak lahir ke dunia dari situlah mereka memulai tahapan belajarnya. Anak-anak belajar melalui main dan bekerja. Bila bermain adalah kegiatan yang menyenangkan sementara bekerja kegiatan dengan melewati proses dan memiliki tujuan tertentu.


Jadi bila ingin membuat rumus segitiga menjadi kokoh maka guru, baik orangtua ataupun sekolah perlu membuat program yang bisa menstimulus kemampuan perkembangan biologis anak. Hal ini dimaksudkan agar anak dapat tumbuh seimbang (baik secara usia kronologisnya dan perkembangan biologisnya).

Dari tahapan belajar inilah nanti akan dikeseimbangkan dengan tahapan perkembangan anaknya. Bagaimana cara belajarnya untuk tahapan bayi, apa yang perlu dikembangkan, Lalu meningkat hingga usia-usia berikutnya hingga masa golden age ini berakhir. Memang diharapkan sekali para guru, khususnya orangtua bisa mengetahui patokan atau milestone tahapan tumbuh kembang anak sesuai usia tahapan perkembangannya.

Mengapa perlu diketahui? Hal ini dimaksudkan agar anak-anak bisa diarahkan dan diberikan tahapan belajar yang sesuai tanpa mencederai tahapan perkembangannya. Biarkan anak tumbuh sesuai fitrah mereka. Karena tugas kita sebagai guru atau orangtuanya adalah mendampingi, membersamai, dan menjadi fasilitator dalam memberi pijakan dan tetapkan tujuan-tujuannya saja. Namun dalam proses pembelajaran itu biarkan anak-lah yang menemukan jawaban dalam setiap proses pembelajaran hidupnya. Agar pemebelajaran tersebut membekas dan menjadi pengalaman yang bermanfaat di kemudian hari.

Anak yang mencintai proses belajarnya maka dia akan tumbuh menjadi anak yang pandai dan cinta dengan belajar. Inilah yang harus menjadi tujuan para orangtua. Jangan sampai saat dia mendapat PR kita harus mengejar-ngejar lagi tapi bila kita sudah menanamkan dari awal kalau belajar menyenangkan, maka PR pun akan segera dia kerjakan tanpa harus dipaksa.


Yuk, jadilah orangtua milenial yang mau merenovasi pola asuhnya, agar anak bisa berkembang dengan lebih baik ke depannya. Demikian tulisan saya hari ini. Lain kali kita bahas tentang bagaimana memaksimalkan proses sensori pada anak usia golden age, Mau? Kalau mau, silakan tetap ikuti blog ini ya.

Terima kasih sahabat lithaetr yang sudah senantiasa berkenan membaca blog ini. Semoga bisa memberikan manfaat ya (n_n).

2 comments:

  1. Nah iya... sy jg mau nerapin ke anak kalo belajar itu menyenangkan... mgkn ke suami juga *eh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama suami belajar yang menyenangkan? Mmm belajar apa ya? Hahahaha 😂😂

      Delete

Yuk, kita berdiskusi di sini ☺💕. Terima Kasih.

Karya Antologiku

My Community

Teman-Teman SehatiQ

Blog Archive