Assalamu'alikum Sahabat Lithaetr, Udah beberapa hari tidak menulis nih hehehe... Maaf ya, bukan maksud tidak ingin menulis, namun say...

Seberapa Pentingkah Bermain itu Bagi Anak Usia Dini? Yuk, Baca 5 Manfaatnya Ini

Assalamu'alikum Sahabat Lithaetr,

Udah beberapa hari tidak menulis nih hehehe... Maaf ya, bukan maksud tidak ingin menulis, namun saya masih harus menyelesaikan beberapa janji dan deadline lebih dahulu. Doakan agar bisa lancar ya, sahabat. Oke, hari ini cuma mau mengeluarkan sedikit unek-unek saja sih. Siapa diantara sahabat yang masih suka mendengar komentar miring tentang ngapain sih harus TK dulu? Nanti juga cuma mainan saja di sekolah.
Gambar: pixabay
Dari komentar miring itulah saya pun mencari tahu, memang seberapa pentingkah bermain itu bagi anak usia dini? Alhamdulillah... Saya menemukan jawabannya. Jawaban ini ternyata kembali menyadarkan saya bahwa sebagai orangtua, ternyata tanpa kita sadari kita lebih sering egois dan memaksakan anak-anak untuk mempelajari banyak hal, padahal ada sesuatu yang mungkin terabaikan atau kita lalaikan.

Apakah yang kita abaikan atau lalaikan itu? Nah, kalau sahabat mungkin masih ada yang mendengar komentar seperti di atas, kali ini saja ulasan saya berikut ini bisa membawa pencerahan dan jawaban ya,

Gambar: bukalapak

Menurut Irawati Istadi seorang penulis buku Melipatgandakan Kecerdasan Emosi Anak, ternyata orang tua suka kerap melalaikan kecerdasan emosional anak, khususnya kebutuhan bermain bagi anak. Ia mengatakan, permainan seperti menyanyi, bermain balok, puzzle, petak umpet, dan lain sebagainya itu ternyata membuat anak-anak usia dini belajar tentang mengelola kecerdasan emosinya.

Memang biasanya di TK anak-anak masih banyak menyanyi, mewarnai, bermain peran, balok, plastisin, dan lain sebagainya, karena dari situlah mereka akan belajar. Irawati Istadi berkata,
"Permainan-permainan itulah yang mengandung proses utama pembentukan kecerdasan emosi anak dan justru di masa TKlah anak-anak usia dini memiliki kesempatan untuk mengoptimalkan perkembangan kecerdasan emosinya."
1. Manfaat Permainan Menyanyi

Kegiatan menyanyi akan membangun kepekaan rasa bagi anak-anak usia dini, contohnya lewat lagu aku sayang ibu, anak-anak usia dini akan disentuh dan dirangsang agar bisa berbakti, mencintai, dan membalas jasa orang tua. Lain lagi dengan bernyanyi balonku, anak-anak usia dini tanpa sadar sebenarnya sudah belajar tentang berhitung lo.

Lagu-lagu perjuangan juga mengajarkan rasa patriotisme dan kecintaan terhadap bangsa serta negara pada anak-anak. Selain itu, menyanyikan lagu-lagu itu di depan teman sekelas juga membentuk salah satu rasa percaya diri dan keberanian pada anak-anak usia dini. Ternyata dari permainan menyanyi punya manfaat kan?

2. Manfaat Permainan Balok
Gambar: pixabay
Permainan membangun balok menjadi sebuah bangunan tinggi, ternyata memberikan dampak yang besar kepada anak-anak usia dini, seperti membangun konsentrasi dan mengontrol ambisinya. Setiap anak pasti berambisi ingin membangun setinggi mungkin, namun saat bangunan tersebut bisa jatuh anak-anak bisa belajar bahwa ada titik di mana dia harus berhenti, karena setiap bangunan memiliki batasan.

Jadi anak-anak pun bisa menahan ambisinya. Mereka pun menjadi belajar untuk sabar, berpikir tentang keseimbangan, dan keuletan.

3. Manfaat Permainan Berkelompok
Gambar: pixabay
Permainan berkelompok seperti petak umpet, main kelereng, gobak sodor, dan lain sebagainya ternyata juga memiliki dampak besar lo. Dari permainan inilah anak-anak usia dini belajar mematuhi aturan, siap menerima keputusan akhir, dan belajar mengelola emosinya, contoh saat dia menang maka dia harus bersimpati dengan temannya yang kalah. Sementara saat dia kalah dia harus bisa menerima kekalahan dan belajar memperbaiki diri agar bisa menang di kemudian hari.

4. Manfaat Permainan Menggambar dan Mewarnai
Gambar: pixabay
Melalui aktifitas menggambar anak memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan perasaanya. Hal ini penting untuk menyalurkan kesedihannya ketika ia sedang menghadapi kesedihan. Penyaluran seperti ini bermanfaat untuk mengurangi beban emosi pada anak-anak yang terasa sesak dalam dada. So, masih tega mengabaikan atau melalaikan perasaan anak-anak kita, nih?

Sementara kegiatan mewarnai akan memberikan kepekaan anak dalam rasa seni, harmonisasi, dan memperlembut perasaan mereka.

5. Manfaat Permainan Plastisin atau Pasir

Bermain plastisin atau pasir juga memberikan pelajaran bagi anak lo, sahabat. Anak-anak dipaksa untuk berimajinasi, berkreasi, membangun, dan membentuk hingga menyerupai bentuk-bentuk aslinya. Maka, dari sinilah kreativitas anak akan terbangun.

Selain itu, semakin sering anak-anak bermain plastisin atau pasir, mereka juga akan belajar tentang kesabaran dan konsentrasi, karena untuk membentuk plastisin atau pasir agar bisa menyerupai bentuk aslinya benda membutuhkan waktu, jadi anak-anak yang tekun bisa lebih sabar dan paham bahwa semua membutuhkan sebuah proses yang panjang. Maka, anak-anak pun akan belajar menghargai sebuah proses bukan hanya tertuju pada hasilnya semata.

Nah, bagaimana sahabat sebuah kegiatan bermain merupakan hak anak, kan? Bukan berarti dalam bermain mereka tidak bisa belajar, kan?

Quote dari Irawati Istadi ini semoga bisa menjadi penguat keyakinan kita sebagai orang tua, kalau anak-anak usia dini dalam belajar itu memang butuh bermain.
"Dunia sekolah, memberikan kesempatan pada anak untuk belajar antri, berbagi, bergantian, mengalah, atau sebaliknya belajar mempertahankan haknya. Sementara rumah, belum tentu memberikan kesempatan ini kepada mereka."
Namun, sekali lagi saya juga mengingatkan kalau sekolah yang paling baik adalah hampir menyerupai rumah. Seperti dalam pendapat Ustadz Harry Santosa Pakar Parenting Islami berikut ini,
"Tahukah anda, sekolah terbaik berusaha meniru rumah. Semakin mirip rumah, semakin mahal. Karena sekolah terbaik sesungguhnya rumahmu."
Detik demi detik dalam kehidupan anak di rumahnya, sebetulnya semua sarat dengan bahan pembelajaran. Mulai daru belajar kemandirian, berbagi dengan saudaranya, bertanggung jawab, dan saling mengasihi. Bila di rumah yang menjadi teladan utama adalah orang tuanya. Justru orang tua menjadi kunci utamanya. Jika menginginkan anak-anak memiliki kecerdasan emosi yang tinggi, maka orang tuanya dulu yang harus belajar meningkatkan kecerdasan emosionalnya. Sebab sejatinya anak-anak adalah peniru ulung yang handal.

Yuk, sempatkan anak-anak bisa bermain dengan bahagia ya sahabat, agar mereka bisa banyak belajar tentang apa makna hidup ini, setuju? Silakan berbagi pemikiran sahabat di kolom komentar ya, terima kasih (n_n). 

0 coment�rios:

Yuk, kita berdiskusi di sini ☺💕. Terima Kasih.

Karya Antologiku

My Community

Teman-Teman SehatiQ

Blog Archive