Gambar: pexel Assalamualaikum Sahabat Lithaetr, mari masuki dunia parenting, inspirasi, dan hiburan (musik, film, buku, dan drama Kore...

Stop Kekerasan Seksual pada Anak dengan 7 Hal Ini, Yuk!

Gambar: pexel
Assalamualaikum Sahabat Lithaetr, mari masuki dunia parenting, inspirasi, dan hiburan (musik, film, buku, dan drama Korea).

Beberapa hari terakhir ini, saya selalu mendapatkan pesan melalui berbagai media. Salah satunya dari WAG (Whatsapp Grup) Homeschooling Keluarga Muslim (HSKM) Jakarta. Pesan tersebut berisi tentang kasus pelecehan seksual pada anak yang kerap terjadi belakangan ini. Tentu saja, kasus pelecehan seksual pada anak ini menjadi momok mengerikan sekaligus meresahkan para orang tua, khususnya ibu. Apalagi seorang pakar parenting Elly Risman, saat hadir di acara ILC (Indonesia Lawyers Club) mengatakan, anak-anak yang pernah menjadi korban kekerasan seksual memiliki ‘Delay Trauma’ (trauma tunda). Trauma itu tidak terlihat dalam waktu dekat, tetapi akan muncul seiring perjalanan hidupnya. Entah saat remaja, menikah, atau pas punya anak. Setelah trauma itu muncul, trauma tersebut tidak akan pernah hilang atau sembuh.

MasyaAllah, itulah dampak dari sebuah kekerasan seksual yang dialami anak-anak. Sangat mengerikan. Kemudian saya teringat suatu hal yang juga sering muncul di kalangan para orang tua, yaitu kalau membicarakan masalah seksual kepada anak itu masih menjadi hal tabu atau memalukan. Lalu, pertanyaan demi pertanyaan pun muncul di benak saya. Apakah hal tersebut masih relevan di era milenial plus sekarang ini? Bagaimana anak-anak bisa menjaga diri mereka dari pelecehan seksual jika mereka tidak pernah diajarkan oleh orang tuanya?
Gambar: pexel
Dari pertanyaan-pertanyaan itulah, saya berusaha mencari sumber informasi dan ilmu terkait tips-tips tentang mencegah kekerasan seksual pada anak. Karena menurut saya, sudah tidak relevan lagi kalau membicarakan masalah seksual pada anak masih dianggap tabu. Anak-anak yang lahir di era milenial plus ini, perlu diberikan banyak edukasi, khususnya masalah seksual. Anak-anak harus nyaman membicarakan masalah seksual ini dengan orang tuanya, agar mereka tidak mencari informasi dari orang lain atau media sosial. Oleh karena itu, saya mencoba memberikan 7 hal yang perlu diajarkan pada anak, agar mereka bisa tercegah dari korban pelecahan seksual. Oleh karena itu, silakan simak terus ulasannya di sini.
Dalam agama Islam, ada sebuah perintah kepada orang tua untuk mengajarkan dan mempersiapkan anak-anaknya agar mereka siap saat baligh atau dewasa nanti. Apa saja hal yang perlu disiapkan agar anak siap ketika dewasa? Salah satunya adalah mengajarkan tentang pendidikan agama sejak dini. Hal ini terdapat dalam Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah (13:11) disebutkan, “Bapak dan ibu serta seorang wali dari anak hendaknya sudah mengajarkan sejak dini hal-hal yang diperlukan anak ketika ia baligh nanti. Hendaklah anak sudah diajarkan akidah yang benar mengenai keimanan kepada Allah, malaikat, Al Qur’an, Rasul dan hari akhir. Begitu pula hendaknya anak diajarkan ibadah yang benar. Anak semestinya diarahkan untuk mengerti salat, puasa, thoharoh (bersuci) dan semacamnya.” (sumber: rumaysho/pendidikan agama sejak dini).

Perintah itu diambil dari hadist Nabi Muhammad Saw.,

Dari Amr bin Syu’aib, dari bapaknya dari kakeknya radhiyallahu ‘anhu, beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مُرُوا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِينَ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِى الْمَضَاجِعِ
Artinya: “Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berumur 7 tahun. Pukul mereka jika tidak mengerjakannya ketika mereka berumur 10 tahun. Pisahkanlah tempat-tempat tidur mereka“. (HR. Abu Daud no. 495. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Kembali dilanjutkan dalam Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah, “Hendaklah anak juga diperkenalkan haramnya zina dan liwath, juga diterangkan mengenai haramnya mencuri, meminum khomr (minuman keras), haramnya dusta, ghibah, dan maksiat semacam itu. Sebagaimana pula diajarkan bahwa jika sudah baligh (dewasa), maka sang anak akan dibebankan berbagai kewajiban. Dan diajarkan pula pada anak kapan ia disebut baligh.
Kata-kata seperti thoharoh (bersuci), zina, dan liwath adalah hal-hal yang terkait dengan masalah seksualitas. Maka kesimpulannya, dalam Islam, orang tua wajib mengajarkan pendidikan seksual kepada anak-anaknya. Lalu bagaimana caranya? Dari beberapa sumber, saya mencoba merangkumkan 7 hal yang perlu diajarkan kepada anak, sebagai pendidikan seksual tahap awal:

1. Kenalkan bagian tubuh dan fungsinya
Gambar: pexel
Semenjak dini, usahakan anak-anak sudah mengenal bagian tubuhnya sekaligus fungsinya. Hal ini sudah bisa kita ajarkan semenjak bayi, lo. Bagaimana caranya? Kenalkan anggota tubuhnya ketika berinteraksi bersamanya. Contoh: “Dek, Ini mulut fungsinya untuk makan,” “Kia, ini mata fungsinya untuk melihat,” dan lain sebagainya, termasuk mengenalkan bagian kemaluan. Bahkan orang tua tidak perlu malu atau sungkan menyebutkan bagian kemaluan dengan nama sebenarnya. Justru, dengan mengenalkan kemaluan dengan nama sebenarnya akan membuat anak paham kalau itu bagian tubuh yang harus dia jaga dan lindungi.

2. Ajarkan anak membuang air kecil atau besar di kamar mandi sekaligus cara membersihkannya

Sesuai dengan perintah agama Islam yaitu mengajarkan anak bisa thoharoh (bersuci). Salah satu dari maksud bersuci adalah bisa membilas sendiri ketika buang air kecil atau besar (BAK atau BAB). Oleh karena itu, beritahu anak-anak ketika BAK atau BAB harus di kamar mandi. Lalu, ajarkan mereka cara membersihkannya. Hal ini perlu dilakukan agar saat mereka berada di tempat umum, seperti sekolah, anak-anak bisa membersihkan sendiri setelah mereka BAK dan BAB.

3. Tanamkan rasa malu sejak dini dan belajar menutup aurat
Gambar: pixabay
Ajarkan kepada anak kalau dia tidak diajurkan membuka pakaian sembarangan dan wajib menutup auratnya. Apa itu aurat? Bagian tubuh yang tidak boleh diperlihatkan anak kepada orang lain dan harus dia jaga selalu.
Rasulullah bersabda, “Aurat laki-laki adalah antara pusar dan lututnya.” (HR. Baihaqi dan Daruquthni). Sementara aurat perempuan itu seluruh tubuhnya, kecuali muka dan telapak tangan. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt. yang tertuang dalam surah Al-Ahzab ayat 59. Berikut ini artinya,
“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka....”

Tanamkan kalau auratnya terbuka itu tabu. Boleh membuka aurat ketika ingin BAK atau BAB dan hendak mandi saja. Membuka auratnya juga di kamar mandi.

4. Beritahu kepada anak bagian tubuh mana saja yang boleh dan tidak boleh disentuh orang lain
Hal ini perlu diberitahukan semenjak dini. Poin ini masih berkaitan dengan poin 2 dan 3. Siapa saja yang boleh menyentuh bagian-bagian tubuhnya dan waktunya kapan saja. Contoh: Untuk anak perempuan bisa dijelaskan bagian tubuhnya hanya boleh dipegang oleh dirinya sendiri. Jika memang dibutuhkan bantuan untuk mandi atau membersihkan diri sesudah BAK atau BAB bisa minta tolong ke anggota keluarga yang perempuan terlebih dahulu. Begitu pun juga hal ini berlaku sama dengan anak laki-laki. Intinya jangan biarkan orang lain menyentuh bagian tubuhnya jika dia tidak menginginkannya.
Bila ada orang yang menyentuh tubuhnya tanpa izin dan dia tidak nyaman, maka dia harus berteriak sekaligus berlari menjauh dari orang tersebut. Berikut ini contoh video yang bisa diajarkan pada anak,

5. Beritahu kepada anak jenis sentuhan yang pantas dan tidak pantas

Hampir sama dengan poin sebelumnya. Namun di poin ini lebih ke menegaskan kalau ada cara lain dalam menunjukan kasih sayang atau sebuah apresiasi kepadanya selain di sentuh. Contoh: Bila anak menang, maka orang lain boleh bersalaman dengannya. Mungkin kalau perempuan bisa memeluk. Intinya, ajarkan sentuhan yang lazim atau wajar dan sudah kelewatan atau di luar batas kewajaran. Berikut ini ada video edukasi juga terkait sentuhan pantas dan tidak pantas ini,

6. Seleksilah media-media mana saja yang boleh dikonsumsi oleh anak

Pernah dibahas juga oleh pakar parenting Elly Risman, salah satu faktor terbesar yang menyebabkan anak-anak menjadi kecanduan seks adalah karena terpapar pornografi. Pornografi ini tidak hanya karena anak mengkonsumsi film-film porno semata, tapi bisa saja terpapar dari media mana saja yang dia konsumsi. So, mulai sekarang seleksilah media-media mana saja dan apa saja yang boleh dikonsumsi oleh anak. Lalu, ketika anak menggunakan media harap didampingi dan ditemani, sehingga anak dan orang tua belajar bersama dengan media tersebut.

Boleh juga baca ini:

7. Komunikasi yang lancar, nyaman, dan tidak ada rahasia

Poin ke tujuh ini adalah poin penting buat semuanya. Sekali lagi lancarnya sebuah komunikasi bisa membuat sebuah kesuksesan dalam mendidik anak-anak.

Silakan kunjungi juga:

Itulah 7 tips pendidikan tahap awal dalam pendidikan seksual yang bisa diberikan kepada anak. Semoga dengan pembekalan-pembekalan tersebut, anak-anak kita bisa menjaga dirinya dan terhindar dari pelecehan seksual, aamiin. Silakan berikan tanggapannya, ya sahabat. Terima kasih.

4 comments:

  1. kalo saya belajar nya dari ibu eli risman seseorang psikolog anak dan memberi arahan kepada ortu untuk cara mendidik anak.

    jaman sekarang semakin ngeri, anak-anak pertumbuhannya sangat cepat baik dari segi seksualitas mereka. makanya ortu harus cerdas dan mulai mengenalkan pendidikan seks sejak dini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju Bun. Anak-anak perlu pembekalan pendidikan seksual sejak dini. Terima kasih Bun, sudah berkenan mampir.

      Delete
  2. Sebenarnya Islam itu lebih dini menyiapkan generasi penerusnya...tinggal kita mau belajar tidak....TRIms ilmunya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih juga sudah berkenan berkunjung ke blog saya ya kak

      Delete

Yuk, kita berdiskusi di sini ☺💕. Terima Kasih.

Karya Antologiku

My Community

Teman-Teman SehatiQ

Blog Archive